
Pada dekade 1970-an, dunia diguncang
oleh laporan dari Unesco yang menyebutkan adanya peningkatan yang cukup
serius pada kasus penyakit jantung dan kanker sebesar 3% - 5% pertahun.
Berbagai negara mengalokasikan dana yang sangat besar untuk melakukan
penelitian pada kasus tersebut. Baru pada dekade 1990-an para peneliti
menemukan bahwa teh merupakan minuman yang sangat efektif untuk
mengurangi resiko penyakit jantung dan menghambat pertumbuhan kanker.
Manfaat teh hitam untuk kesehatan
ternyata tidak lepas dari senyawa utama yang terdapat dalam teh yaitu
Polifenol. Senyawa ini diketahui memiliki kemampuan sebagai antioksidan
terutama dalam melawan kanker, juga memberi efek posisitif berupa
pencegahan penyakit jantung dan stroke. Senyawa antioksidan tersebut
dapat pula memperlancar sistem sirkulasi, menguatkan pembuluh darah dan
menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Dengan polifenol, teh membantu
pula dalam penambahan jumlah sel darah putih yang berfungsi melawan
infeksi, bahkan polifenol juga mengurangi pembentukan plak gigi dengan
mempengaruhi kerja bakteri mulut. Dalam jurnal yang dikeluarkan oleh
Free Radical Research London disebutkan bahwa 2 cangkir teh memiliki
kekuatan antioksidan setara dengan 20 gelas jus apel atau 7 gelas jus
jeruk
Penelitian yang dilakukan secara
kontinyu pada 564 pria dan wanita selama 14 tahun di Belanda dan di
Norwegia yang melibatkan 20.000 pria dan wanita ditemukan bahwa
kebiasaan minum teh 2 sampai 4 cangkir sehari mampu menekan penimbunan
kolesterol sekitar 46% s/d 69%. Hal ini juga ditunjang oleh penelitian
di Amerika yang menunjukkan serangan jantung berkurang sekitar 40% pada
orang yang membiasakan minum teh hitam secara teratur serta menurunkan
resiko stroke. Hasil penelitian secara invitro di Departemen Pertanian
Amerika Serikat menunjukan Teh hitam memiliki kemampuan meningkatkan
aktifitas insulin paling tinggi dibandingkan teh hijau maupun teh oolong
(Journal Agric. Food Chem. 2002, 50: 7182-67186)